Rabu, 25 April 2012
Doa Seorang adik untuk kakaknya
السلام عليكم ورحمةالله وبركاته
بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِارَّحْمَنِ ارَّحِيم
Dua laki-laki bersaudara bekerja sebagai buruh kasar di sebuah pabrik, bertekad belajar dan memperdalam ilmu agama nya untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-harinya semaksimal mungkin. Mereka pun selalu berdoa masing-masing dalam setiap kesempatan agar diberikan perubahan nasib yg lebih baik dengan itikad untuk lebih ringan mendekatkan dirinya kepada Tuhan.
Suatu saat Tuhan telah mengabulkan doa sang kakak dengan melimpahkan rejeki yang lebih sehingga mempunyai kendaraan (mobil), isteri yg cantik dan baik perangai, rumah yang nyaman, pekerjaan yang layak dan keluarga yg harmonis. Namun karena kesibukannya saat ini, dia sudah jarang pergi ke guru agamanya dan berdoa. Sementara itu sang Adik tidak ada perubahan sama sekali, hidupnya tetap sederhana, tinggal di rumah sangat sederhana peninggalan orang tuanya yang dulu dia tempati bersama dengan Kakaknya. Dan dia pun selalu menolak dgn halus ajakan kakaknya untuk tinggal bersama.
Suatu saat sang Kakak merenungkan dan membandingkan perjalanan hidupnya dengan perjalanan hidup adiknya, dan dia teringat adiknya selalu membaca selembar kertas apabila dia berdo'a menandakan adiknya tidak pernah hafal bacaan untuk berdo'a. lalu dia menasihati adiknya untuk lebih berupaya membersihkan hatinya agar do'a-do'anya dikabulkan oleh Tuhan.
Sang adik terenyuh dan merasa sangat bersyukur sekali mempunyai kakak yang begitu menyayanginya, dan dia mengucapkan terima kasih kepada kakaknya atas nasihat itu.
Suatu hari sang adik meninggal dunia akibat penyakit demam berdarah, sang kakak merasa sedih karena sampai meninggal adiknya itu tidak ada perubahan pada nasibnya sehingga dia merasa yakin kalau adiknya itu meninggal dalam keadaan kotor hatinya sehubungan do'anya tak pernah terkabul.
Saat sang kakak membereskan rumah peninggalan orang tuanya sesuai dengan amanah adiknya untuk dijadikan sebuah mushola tiba-tiba matanya tertuju pada selembar kertas yang terlipat dibalik sajadah yang biasa dipakai oleh adiknya yang berisi tulisan do'a, diantaranya; bacaan pembuka doa, do'a untuk kedua orangtua dan guru agama mereka, do'a selamat dan ada kalimah di akhir do'anya:
"Ya, Tuhan. tiada sesuatupun yang luput dari pengetahuan Mu, Ampunilah dosa dan kesalahan aku dan kakak ku, kabulkanlah segala do'a kakak ku, bersihkanlah hati ku dan berikanlah kebahagiaan , kesehatan, kesejahteraan dan kemuliaan hidup untuk kakakku didunia dan akhirat"
Sang Kakak berlinang air mata dan haru biru memenuhi dadanya, tak disangka, ternyata adiknya tak pernah satukalipun berdo'a untuk memenuhi nafsu duniawinya. Bertahun-tahun adiknya berdoa untuk kebaikan dia . Sambil memeluk erat Sajadah adiknya, sang kakak menangis pilu menyesali kekeliruan prasangkanya. “Maafkan..maafkanlah..maafkanlah kakak dik..!” .
“Jangan pernah sombong dan berbangga diri dengan ibadahmu dan hindarilah prasangka buruk dengan orang lain”
░░♥ (¯`:´¯) ♥ ☆ Wallahu a'lam bishshawab
by: Serangkai Kalimat ini Semoga Membawa Manfaat
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar