Rabu, 25 April 2012

MEMBANTU ORANG MISKIN

Pada suatu hari ketika Rasulullah SAW sedang berkumpul dengan para sahabatnya, tiba-tiba datang seorang pengemis yang datang untuk meminta-minta kepada Rasulullah SAW. Melihat kehadiran pengemis itu, Rasulullah SAW pun bertanya : “ Apakah kamu mempunyai sesuatu di rumahmu ? ".

“ Tentu, saya mempunyai pakaian yang biasa saya pakai sehari-hari dan sebuah cangkir “, jawab pengemis itu.

“ Ambillah dan berikan kepadaku “, kata Rasulullah SAW

Pengemis itu pun segera pulang dan kembali dengan membawa cangkir. Kemudian Rasulullah SAW menawarkan cangkir itu kepada para sahabatnya yang sedang berkumpul sambil berkata : “ Adakah di antara kalian yang ingin membeli cangkir ini? ".

“ Saya ingin membelinya dengan harga satu dirham “, kata salah seorang sahabat.

Namun Rasulullah SAW menawarkan kembali kepada sahabat yang lainnya dan ada salah seorang sahabat yang sanggup membelinya dengan harga dua dirham. Kemudian Rasulullah SAW memberikan dua dirham itu kepada si pengemis tersebut dan Rasulullah SAW pun berpesan agar uang itu digunakan untuk membeli makanan buat keluarganya dan sisanya untuk membeli kapak.

“ Carilah kayu yang banyak untuk kamu jual dan selama dua minggu ini aku tidak ingin melihatmu “, kata Rasulullah SAW kepada pengemis itu.

Dua minggu telah berlalu dan kemudian pengemis itu datang kembali menemui Rasulullah SAW, namun kali ini dia datang bukan untuk mengemis. Pengemis itu datang kepada Rasulullah SAW dengan membawa uang 10 dirham dari hasil berjualan kayu dan Rasulullah SAW menyuruhnya untuk membeli pakaian dan makanan untuk keluarganya dengan uang 10 dirham itu.

“ Hal ini lebih baik bagi kamu, karena meminta-minta hanya akan membuat noda di wajahmu di akhirat nanti. Tidak pantas bagi seseorang untuk meminta-minta, kecuali dalam tiga hal, fakir miskin yang benar-benar tidak mempunyai sesuatu, utang yang tidak bisa terbayar dan penyakit yang membuat seseorang tidak bisa berusaha “, kata Rasulullah SAW memberikan nasehat kepada pengemis itu.

Itulah salah satu gambaran sifat terpuji yang dimiliki oleh Rasulullah SAW yang suka dan senang membantu orang yang tidak mampu. Rasulullah SAW tidak hanya membantu dalam bentuk uang, tapi juga memberikan solusi atau modal pekerjaan, agar kelak orang tersebut bisa bekerja dan mampu untuk memenuhi kehidupannya dan keluarganya.

Di Indonesia saat ini jumlah orang miskin dan angka pengangguran masih sangat tinggi. Banyak saudara-saudara kita, terutama mayoritas bagi kaum wanita, berlomba-lomba dan berbondong-bondong menjadi tenaga kerja dan pembantu rumah tangga di negeri orang.

Jika saja orang kaya di negeri ini mau membantu orang-orang yang lemah dan orang-orang yang miskin, tentu tidak banyak anak negeri ini yang putus sekolah dan menjadi pengangguran. Marilah kita berbagi dengan orang-orang miskin yang ada di sekitar kita, karena harta dan kekayaan yang kita miliki, tidak akan berarti di hadapan Allah SWT kelak di akhirat nanti, jika kita tidak pandai menggunakannya.

Ingatlah…!!! Sesungguhnya yang pasti milik kita adalah harta yang telah kita amalkan dengan ikhlas di jalan Allah SWT, sedangkan harta yang sedang kita nikmati saat ini, akan kita tinggalkan ketika menghadap Allah SWT.

Alangkah indahnya hidup ini, jika setiap orang yang kaya secara ekonomi di negeri ini mau dan bisa meniru perilaku Rasulullah SAW, karena orang yang sholeh secara spiritual belum dikatakan sempurna imannya bila tidak memiliki kesholehan sosial. Di dalam Al Qur’an juga disebutkan, bahwa orang yang bertaqwa adalah orang-orang yang menafkahkan hartanya, baik di waktu lapang maupun di waktu sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang ". (Surat Ali Imran : 134).

Wallahu a’lam bisshawab

Semoga bermanfaat… Amin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar